Jika ditanya siapa yang bertanggung jawab atas lingkungan kerja yang menjaga keselamatan serta keamanan para karyawan dan pekerja dalam sebuah perusahaan, kebanyakan jawabannya pasti adalah perusahaan itu sendiri. Tapi tahukah Anda, seperti halnya dalam sebuah hubungan pernikahan jika hanya satu pihak yang berusaha untuk menjalankan hubungan dengan baik dan harmonis maka hubungan tersebut tidak akan berlangsung lama.

 

Dibutuhkan partisipasi dari pihak-pihak yang terkait untuk menjamin berhasilnya suatu aktivitas. Dalam hal ini keselamatan kerja tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan tapi juga menjadi kewajiban serta hak dari para karyawan dan pekerja. Menurut rekomendasi kami, berikut adalah hal penting untuk membangun budaya keselamatan kerja di perusahaan baik dari instansi maupun karyawannya.

1. Identifikasi apa saja resikonya

Untuk membuat standar keamanan kerja yang komprehensif maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar resiko apa saja yang bisa terjadi pada kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian standar keselamatan bisa disusun berdasarkan dengan resiko kecelakaan kerja yang bisa terjadi. Oleh karena itu seiring dengan berjalannya waktu standar keamanan dan keselamatan dalam lingkungan kerja bisa berubah jika ternyata ada resiko yang belum memiliki standar operasional yang berlaku, jika terjadi perubahan pada manajemen atau sarana yang digunakan, dan sebagainya.

2. Memiliki divisi atau bagian yang khusus menangani K3

Penting bagi sebuah perusahaan untuk memiliki bagian yang khusus menangani manajemen soal keselamatan dan keamanan kerja. Isi dari bagian khusus ini merupakan SDM yang memiliki keahlian yang dinyatakan dan dibuktikan melalui sertifikasi dari lembaga terkait sehingga pengelolaan K3 di lingkungan kerja tetap sesuai dengan standar. Anda bisa mendapatkan pelatihan dan juga sertifikasi untuk pengadaan standar K3 pada perusahaan melalui jasa K3 yang ada di wilayah Anda.

3. Standar operasional harus jelas

Untuk membangun budaya keselamatan kerja di kalangan karyawan, maka setiap karyawan harus memiliki pemahaman yang baik mengenai apa saja standar dan juga prosedur dalam melakukan kegiatan produksi atau tugas harian. Oleh karena itu isi dari poin-poin standar K3 tidak hanya dimiliki oleh orang tertentu saja tapi juga ditulis atau dicetak kemudian ditempel di tempat-tempat yang strategis bagi karyawan. Standar K3 dalam sebuah perusahaan juga harus terdokumentasi dengan jelas sehingga jika terjadi insiden maka bisa ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku.

4. Pembinaan pekerja itu penting

Selain mencetak standar operasional dalam bentuk tulisan dan juga dokumentasi, sosialisasi  berupa pembinaan atau pelatihan mengenai K3 penting bagi karyawan baik untuk bagian manajemen maupun karyawan secara keseluruhan. Dengan demikian setiap karyawan memiliki pemahaman yang baik mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan ketika melakukan kegiatan operasional. Pembinaan kepada para pekerja bisa diberikan oleh perusahaan K3 baik pembinaan sertifikasi kemenaker maupun  non-kemenaker.

5. Fasilitas tempat kerja harus layak

Dalam membangun budaya keselamatan dan keamanan  di lingkungan kerja, perusahaan harus bisa memberikan fasilitas dan sarana di tempat kerja yang layak digunakan dan rutin dilakukan perawatan. Pemberian fasilitas yang layak mulai dari sarana sanitasi seperti toilet yang bersih, ruang loker yang aman dan bersih untuk berganti pakaian keamanan, tempat kerja dan ruang produksi dengan sirkulasi udara yang baik, kapasitas ruang kerja yang memadai, tersedianya APAR dan juga P3K, dan berbagai macam sarana dan fasilitas lainnya. Apa-apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah tempat kerja layak untuk SDM-nya bisa dijabarkan oleh penyedia jasa K3.